Kita bersaksi bahwa Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam
adalah penutup para Nabi. Maka siapa saja yang berkata ada Nabi sesudahnya, dia murtad
(keluar) dari Islam. Karena
berarti dia telah mendustakan
ayat-ayat Al-Qur'an dan sunnah
shahih yang sangat jelas
menerangkan bahwa beliau
shallallahu 'alaihi wasallam
sebagai penutup para nabi.
Allah Ta'ala berfirman,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ
رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ
اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“ Muhammad itu sekali-kali
bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi
dia adalah Rasulullah dan
penutup nabi-nabi.” (QS. Al-
Ahzab: 40)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ الْأَنْبِيَاءِ
مِنْ قَبْلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى
بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلَّا
مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ
فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ
وَيَعْجَبُونَ لَهُ وَيَقُولُونَ
هَلَّا وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ
قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا
خَاتِمُ النَّبِيِّينَ
“ Sesungguhnya perumpamaanku
dan perumpamaan para nabi
sebelumku seperti seorang laki-
laki yang membangun rumah, ia
tata dan percantik rumah itu.
Hanya saja ada satu tempat
sebesar batu bata di sebelah
pojok. Lalu orang-orang
berkeliling di sekitarnya dan
terpesona dengan
keindahannya. Mereka berkata,
‘ Alangkah baiknya kalau batu
bata ini diletakkan di
tempatkan itu.’ Beliau bersabda,
‘ Aku adalah batu bata itu dan
aku adalah penutup para
nabi'.” (Mutaafaq ‘ alaih)dan
dalam riwayat Muslim, “ Maka
aku adalah tempat batu bata
tersebut, aku datang dan
menjaid penutup para Nabi.”
Siapa saja yang
berkata ada Nabi
sesudahnya, dia
murtad (keluar) dari
Islam.
Karena berarti dia
telah mendustakan
ayat-ayat Al-Qur'an
dan sunnah shahih
yang sangat jelas
menerangkan bahwa
beliau shallallahu 'alaihi
wasallam sebagai
penutup para nabi.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda dalam hadits
lain,
أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَأَنَا
الْمَاحِي الَّذِي يُمْحَى بِيَ
الْكُفْرُ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي
يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى عَقِبِي
وَأَنَا الْعَاقِبُ وَالْعَاقِبُ الَّذِي
لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ
“ Aku adalah Muhammad, dan
aku adalah Ahmad. Aku juga
الْمَاحِي “ al-Mahi ” yang
kekufuran terhapus denganku.
Aku adalah الْحَاشِر (pengumpul)
yang seluruh manusia
dikumpulkan sesudahku. Aku
juga juga الْعَاقِبُ (yang
terakhir)yang tidak ada nabi
sesudahnya.” Dan dalam riwayat
Muslim lainnya,
وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ
بَعْدَهُ أَحَدٌ
“ Dan aku الْعَاقِبُ (yang
terakhir)yang tidak ada
seorang nabi-pun sesudahnya.”
فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ
بِسِتٍّ أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ
وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَأُحِلَّتْ
لِيَ الْغَنَائِمُ وَجُعِلَتْ لِيَ
الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا
وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ
كَافَّةً وَخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ
“ Aku diistimewakan dari nabi
yang lain dengan enam perkara:
Aku diberi jawami' al-kalim
(kalimat ringkas namun padat
maknanya), aku dimenangkan
dalam peperangan dengan
masuknya rasa takut pada
musuhku, Dihalalkan ghanimah
bagiku, dijadikan bumi buatku
suci dan tempat sujud, aku
diutus untuk seluruh umatmanusia, dan para nabi ditutup
oleh aku.” (HR. Muslim)
Imam al-Bukhari meriwayatkan
dalam Shahihnya, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam keluar menuju Tabuk
dan menunjuk Ali
menggantikannya. Lalu Ali
berkata, “ Apakah Anda
meninggalkanku bersama anak-
anak dan kaum wanita ?!” Beliau
bersabda,
أَلَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي
بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى
إِلَّا أَنَّهُ لَيْسَ نَبِيٌّ بَعْدِي
“ Tidakkah engkau ridha
menempati poisiku sebagaimana
kedudukan Harun dari Musa,
hanya saja tidak ada nabi
sesudahku.”(HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Dan dalam riwayat Muslim,
غَيْرَ أَنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
“ Hanya saja (bedanya) tidak
ada kenabian sesudahku.”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda,
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ
تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا
هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ
لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ
خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا
فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا
بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ
أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ
سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
“ Bani Israil dahulu dipimpin para
Nabi. Setiap meninggal seorang
nabi, maka datang nabi lain
menggantikannya. Dan
sesungguhnya tidak ada nabi
sesudahku, yang akan ada
adalah para khalifah. Jumlah
mereka banyak. Para sahabat
bertanya, ‘ Apa yang anda
perintahkan kepada kami.’
Beliau menjawab, ‘ Penuhilah
bai'at orang paling pertama,
kemudian baru orang setelah
itu. Berikan hak mereka, maka
sungguh Allah akan meminta
pertanggungjawaban mereka
dari kepemimpinan
mereka'.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Orang-orang pertama dan
terakhir akan memberikan
kesaksian itu kepada beliau.
Yaitu di hari saat Allah
mengumpulkan mereka di satu
tempat pada hari kiamat.
Seorang penyeru akan menyeru
mereka
dan pandangan
menembus mereka. Kemudian
mereka tergesa-gesa
mendatangi para anbiya' untuk
meminta syafa'at. Ketika sampai
kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam,
mereka bersaksi bahwa beliau
adalah rasul terakhir. Mereka
berkata kepadanya,
يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ
وَخَاتِمُ الْأَنْبِيَاءِ وَقَدْ غَفَرَ
اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ
وَمَا تَأَخَّرَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى
رَبِّكَ أَلَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ
فِيهِ
“ Wahai Muhammad, Anda adalah
utusan Allah dan penutup para
nabi. Dan sungguh Allah telah
mengampuni dosamu yang telah
lalu dan akan datang. Berilah
kami syafaat (pertolongan)
kepada Rabbmu, tidakkah
engkau lihat kondisi kami.” (HR.
Al-Bukhari)
Berdasarkan semua ini, maka
apa yang diklaim oleh sekte
Qadiyaniyah (Ahmadiyah)di
semenanjung Hindia tentang
kenabian Mirza Ghulam Ahmad,
telah mengeluarkan mereka
dari Islam.
Apa yang diklaim oleh
sekte Qadiyaniyah
(Ahmadiyah) di
semenanjung Hindia
tentang kenabian
Mirza Ghulam Ahmad,
telah mengeluarkan
mereka dari Islam.
Universitas Al-Azhar di Mesir,
Rabithah ‘ Alam Islami di Makkah
Mukarramah, seminar OKI yang
diselenggaran di Rabithah,
Lajnah Daimah (Panitia Tetap)
untuk kajian Ilmiah, Fatwa, dan
dakwah di Riyadh dan lembaga-
lembaga keIslaman di seluruh
dunia lainnya telah
mengeluarkan keputusan bahwa
Qadiyaniyah
adalah kelompok
yang sudah murtad dari Islam.
Parlemen Pakistan tahun 1976
juga telah mengeluarkan
keputusna yang sama.
Ditarjamahkan oleh Badrul
Tamam dari kitab Maa Laa
Yasa'al-Muslima
Jahluhu , DR. Abdullah Al-
Mushlih dan DR. Shalah
Shawi.
Orang yang Meyakini Ada Nabi Sesudah Nabi Muhammad, Dia Murtad dari Islam
Kamis, 23 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar